INVESTIGASINEWS.CO
RIAU - Tangan pekerja PT SPA perusahaan perkebunan akasia putus akibat diserang harimau sumatera. Selain itu korban bernama Rahmad ditemukan dalam kondisi menyedihkan, meninggal dunia.
Konflik manusia dan satwa ini terjadi pada Kamis (9/5/2024) di lahan hutan tanaman industri (HTI) Petak 466 Blok L PT SPA Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau.
Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA) Riau Genman Suhefti Hasibuan SHut MM mengatakan, menurut kronologis yang diterima sebelum kejadian, korban datang ke lokasi bersama Rahman dan Alwi.
“Korban datang ke lokasi bersama dua temannya untuk melakukan penyemprotan gulma di lahan perkebunan Akasia PT SPA,” kata Genman, Sabtu (11/5/2024).
Setibanya di lokasi sekitar pukul 13.00 WIB, korban dan temannya langsung melakukan pekerjaannya dengan kondisi terpisah antara satu dengan yang lainnya.
Kemudian, sekitar pukul 14.00 WIB Rahman dan Alwi tiba-tiba mendengar suara Rahmad berteriak minta tolong. Sehingga kedua saksi langsung mencari sumber suara.
“Korban tidak ditemukan dan saksi melihat di sekitar temannya bekerja (korban, red) terdapat jejak atau tapak kaki harimau,” kata Genman.
Melihat penampakan itu, kedua saksi langsung melaporkannya ke Kantor Pengelola. Kemudian, mereka kembali ke lokasi melakukan pencarian terhadap korban.
“Pihak perusahaan dan saksi menemukan korban dalam kondisi meninggal,” kata Genman.
Menurut hasil pengamatan saksi-saksi sejumlah luka ditemukan pada tubuh korban, diantaranya ada lima luka bekas gigitan pada leher dan pada bagian telinga.
“Tangan korban sebelah kanan hilang (putus) serta luka lecet pada bagian kaki korban,” sebut Genman.
Dari lokasi selanjutnya korban di evakuasi ke klinik Merawang. Setelah diperiksa jenazah korban dibawa ke rumah duka Penyalai Kecamatan Kuala Kampar Kecamatan Pelalawan untuk dimakamkan.
Hari Jumat (10/5/2024) tim Balai Besar KSDA Riau langsung melakukan mitigasi ke lokasi, begitu mendapatkan laporan telah terjadi konflik antara manusia dan satwa.
“Tim BKSDA Riau bersama pihak perusahaan datang ke lokasi melakukan pengecekan lapangan dan identifikasi serta pemasangan kamera trap,” kata Genman.
Sedangkan untuk mitigasi lanjutan, tim di lapangan juga melakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada para pekerja di lapangan.
“Tim di lokasi juga telah memberikan arahan dan himbauan kepada pihak perusahaan agar menerapkan SOP mitigasi interaksi negatif harimau secara ketat,” kata Genman.
Genman menginformasikan bahwa lokasi kejadian berada pada habitat harimau sumatera dengan populasi yang cukup besar.
“Secara legalitas lokasi tersebut bisa ditanami oleh pemegang konsesinya,” tutup Genman.***sumber: Klikmx.com