INVESTIGASINEWS.CO
Pangkalpinang Bangka Belitung - Bangkai Kapal Motor (KM) Lintas Armada Nusantara yang karam di Alur Pelabuhan Pangkalbalam bulan Juli lalu belum juga dievakuasi.
Belum dievakuasinya bangkai Kapal tersebut, mendapat keluhan dari nelayan setempat. Pasalnya, sampai saat ini bangkai kapal tersebut mengganggu aktivitas para melayan.
“Pastinya merasa sangat terganggu bang, karena bangkai kapal itu berada ditengah alur. Yang menjadi kekhawatiran kami ketika air sedang pasang, karena takut menabrak bangkai kapal itu,” ungkap salah satu nelayan yang enggan namanya disebut dalam pemberitaan, Sabtu (21/9/24) siang saat ditemui wartawan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pangkalpinang.
“Apalagi saat ini airnya pasang malam, pastinya itu tidak kelihatan karena gelap. Ditambah lagi, sudah ada kejadian dua kapal bulan lalu menabrak bangkai itu. Jadi kami sangat merasa terganggu,” jelas dia.
Tak hanya itu, dirinya juga mempertanyakan kinerja pihak terkait soal bangkai kapal yang sudah dua bulan belum juga dilakukan evakuasi.
“KSOP Pangkal Balam kemana? Kok gak ada tindakan sama sekali, sudah dua bulan bangkai kapal belum sama sekali dilakukan tindakan apapun,” keluhnya lagi.
Sementara itu, Eko Supriyadi Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) Bangka berharap permasalahan tersebut dapat segera dituntaskan. Karena semua para pelaku usaha pelayaran yang ada di pelabuhan Pangkalbalam tidak bisa engker atau berlabuh di dalam pelabuhan.
“Kami berharap itu segera dievakuasi, karena itu memang sangat mengganggu. Apalagi kapal-kapal yang berlabuh di ambang luar harus menunggu kurang lebih 1 Minggu sampai air pasang kembali,” harap Eko.
Sementara itu, saat wartawan mendatangi kantor KSOP Pangkal Balam, pihak KSOP mengatakan yang bersangkutan tidak ada ditempat.
“Nanti coba datang lagi ya bang, karena kantor masih sepi. Biasanya kalo urusan itu konfirmasi nya ke pihak BP,” kata salah satu staf KSOP Pangkal Balam.
Diketahui, sebelumnya diberitakan Kapal Motor (KM) Lintas Armada Nusantara yang membawa 13 anak buah kapal (ABK) dan 1.000 ton pupuk terbalik di Alur Pelabuhan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, Provinsi Babel, Minggu (7/7/2024) dini hari, sekitar pukul 03.15 WIB lalu.***A.Red