INVESTIGASINEWS.CO
Lembata - Masih banyak pedagang khusunya pedagang sayur,yang tidak kebagian petak jualan,sehingga mereka terpaksa berjualan di atas trotoar,dan di pinggir jalan di kawasan pasar Pada ,kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Senin 03/02/2025.
Hal ini dapat diminimalisir, ndai saja sebuah gedung pasar yang berdiri megah didalam lokasi pasar, padahal dapat dimanfaatkan untuk mengakomodir kebutuhan tempat jualan bagi para pedagang di pasar Pada. Namun fakta berbisik lain. Bangunan itu justru dibiarkan terlantar, sehingga banyak mengalami kerusakan dari lantai hingga ke atapnya.
Bangunan megah tersebut tidak difungsikan sebagaimana mestinya, sehingga menyajikan sebuah pemandangan yang sangat tidak memanjakan mata.
Bangunan tersebut terbiar tanpa perawatan sudah menjelang sepuluh tahun sehingga banyak mengalami kerusakan, dari lantai hingga ke atap.
Meski ada beberapa bilik kecil di bagian luarnya sementara ini digunakan sebagai tempat jualan oleh beberapa pedagang kecil, namun bangunan induknya tidak berfungsi, sehingga keadaannya sangat memprihatinka. Terlihat seperti tempat pembuangan sampah, karena penuh dengan sampah yang berhamburan yang menebar bau yang amat menyengat penciuman.
Selain itu, ada juga pohon yang tumbuh dalam bangunan pasar tersebut dan mulai tinggi menjulang ke bubungan bangunan itu.
Ada juga hal menarik dari bangunan terlantar ini, yaitu ada kolam di atas atap sebuah bilik kecil yang digunakan sebagai studio foto dan kantor agen brilink BRI. Kalau terlihat sepintas, seperti ada kolam ikan di atas atap, sehingga cukup menarik untuk ditonton.
Kepala Bidang perdagangan pada dinas koperasi perindustrian dan perdagangan kabupaten Lembata, Yosep Boli Lajar, kepada Investigasinews, mengatakan bangunan pasar tersebut dibangun atas program dari kementrian.
"Namun sampai sekarang belum diserah terimakan kepada pemerintah kabupaten Lembata, sehingga pihaknya belum dapat memanfaatkan bangunan pasar tersebut. Kami belum bisa memfungsikan bangunan pasar tersebut, untuk mengakomodir para pedagang, khususnya pedagang kecil yang belum memiliki tempat jualan, karena belum diserahterimakan secara formal pengembang kepada pemerintah kabupaten Lembata, sehingga kami juga belum dapat memanfaatkan sebagaimana mestinya", ujar Yosep Boli Lajar.
Dia juga menambahkan, sejatinya bangunan itu dibangun untuk pedagang kuliner basa, akan tetapi ada beberapa yang pihaknya belum dapat memanfaatkan bangunan pasar tersebut sesuai fungsinya, yaitu: belum ada serah terima dari pihak pengembang kepada pemerintah kabupaten Lembata. Kedua, volume bangunan tersebut tidak dapat mengakomodir semua pedagang yang belum mendapat tempat jualan.
"Ini terbukti dari hasil pengamatan pada saat uji coba beberapa waktu lalu. Disamping itu para pedagang juga merasa tidak nyaman bila berjualan diatas meja jualan, sebaliknya mereka lebih suka memajang jualannya diatas lantai saja", sambungnya.
Ada rencana kedepannya bangunan pasar tersebut akan direnovasi, dan meja meja jualan yang dipasang secara permanen akan dibongkar.
"Kiranya dapat menampung lebih banyak pedagang yang belum kebagian petak jualan", urai Kabid Perdagangan.
Seorang pedagang di pasar Pada, Intan Fadilah, ketika dimintai komentarnya, mengatakan, dirinya sangat berharap kepada pemerintah kabupaten Lembata melalui dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan, agar segera mengambil langkah langkah strategis untuk merenovasi bangunan pasar yang terlantar itu.
"Agar dapat dimanfaatkan oleh para pedagang yang belum kebagian tempat jualan. Dengan demikian mereka tidak lagi memanfaatkan trotoar dan kawasan parkir untuk berjualan", ujarnya.***Tuan Vincent Balawala