Siak – Pak Syamsudin (105), warga Dusun 01 Lingkar Padi, Kampung Sengkemang, Kecamatan Koto Gasib, Siak, mengisi hari-harinya dengan bercerita tentang perjalanan hidupnya. Di usia senjanya, ia hanya bisa beraktivitas di rumah karena sudah tidak mampu lagi berdiri dan berjalan.
Meski demikian, semangatnya dalam beribadah tetap tinggi. Ia rajin menjalankan salat, berzikir, dan berpuasa di bulan Ramadan. Namun, untuk salat Tarawih di masjid, ia mengaku sudah tidak sanggup lagi karena faktor usia dan tenaga.
"Sekarang saya hanya bisa ibadah di rumah, sudah tidak kuat lagi ke masjid," ujarnya.
Pak Syamsudin, yang akrab disapa Wak Kecoh, memiliki 8 anak, 27 cucu, dan sekitar 30 cicit. Sesekali, air matanya jatuh saat mengenang masa lalu, terutama ketika bercerita tentang kehidupan di zaman penjajahan.
Banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari kisah hidupnya. Cerita-cerita yang disampaikannya mengandung nasihat dan motivasi bagi generasi muda agar tidak mudah terpengaruh oleh arus zaman yang negatif. Sesekali, ia masih bisa tertawa ketika mengenang pengalaman hidup yang berkesan.***tf
Tim Investigasi News