SIAK – Ribuan masyarakat dari berbagai agama dan suku di Kabupaten Siak menggelar aksi damai di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Siak, Senin pagi (28/4).
Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap berlarut-larutnya proses Pilkada di Siak. Massa berkumpul sejak pukul 08.00 WIB di halaman Masjid Sultan Syarif Hasyim (Islamic Center) dan bergerak berjalan kaki menuju kantor KPU sambil membawa spanduk berisi berbagai tuntutan.
Usai menyampaikan aspirasi di kantor KPU, massa melanjutkan aksi ke kantor Bawaslu dengan berjalan kaki.
Dalam orasinya, perwakilan massa meminta KPU dan Bawaslu bersikap profesional dalam menghadapi gugatan Pilkada di Mahkamah Konstitusi guna menghindari kerugian lebih lanjut bagi masyarakat. Mereka juga mengingatkan bahwa potensi Pemungutan Suara Ulang (PSU) akan membebani anggaran daerah, yang saat ini bahkan kesulitan membayar hak-hak tenaga honorer, perangkat desa, hingga pekerja pemerintah lainnya.
Masyarakat menilai, amburadulnya politik Pilkada 2025 di Siak telah menjadikan demokrasi sekadar dagelan, di mana pesta rakyat berubah menjadi pesta para elite yang sibuk berburu kursi, sementara kepentingan publik dikesampingkan. "Yang bertanding para elit, yang membayar rakyat kecil," celetuk seorang demonstran dengan nada getir.Aksi damai ini berlangsung tertib dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan. Hingga berita ini diterbitkan, demonstrasi masih terus berlangsung di depan kantor KPU Siak.
Di tengah terik matahari dan debu jalanan, ribuan warga itu tetap bertahan, seolah ingin mengirim pesan keras: demokrasi bukan panggung sandiwara, dan suara rakyat bukan sekadar angka-angka dalam rapat elite.
Di Siak hari ini, rakyat menunjukkan bahwa mereka masih peduli, meski sering kali dipaksa menjadi penonton dalam pertunjukan politik yang kian jauh dari akal sehat.***komar